Rabu, April 28, 2010

Buat Bumi Lebih Hijau

SELASA, 16-02-2010 13:32
Oleh : Magid


KELOMPOK peduli lingkungan yang tergabung dalam milis pemanasan global (PG) menyerukan masyarakat Indonesia untuk sesegera mungkin mengurangi konsumsi daging. Sebab, perilaku konsumsi daging di negeri ini cukup mengkhawatirkan. Tidak hanya kerugian negara dalam hal ini berkurangnya devisa, tapi perilaku konsumsi daging berlebihan juga mengancam pemanasan global.
Jauh sebelum ASEAN-Australia-New Zeland Free Trade Agreement (AANZ-FTA) ditandatangani, Australia dan Selandia Baru adalah negara pemasok daging sapi dan susu terbesar ke Indonesia. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara pengimpor terbeszar sapi hidup dari Australia.Bayangkan saja, sepanjang 2008 lalu, total impor sapi hidup dari negeri Kanguru itu sebanyak 651.196 ekor, atau 75 persen dari total 896.545 ekor sapi yang telah di ekspor Australia. Dari data ini, kita bisa berkaca, bahwa negara kita adalah pasar terbesar Australia dalam pemasaran komonditas sapi mereka.

"Impor sepanjang 2008 itu sendiri, naik 26 persen dari impor 2007 yang mencapai 516.992 ekor. Total nilai impor Indonesia itu mencapai Aus$ 419 juta," Demikian catatan dari milis Pemanasan Global (PG).

Sementara dari total 556.000 ton produksi susu olahan 2008 (1,79 juta ton setara susu segar) dengan produk olahannya, yaitu susu bubuk, susu kental manis dan susu cair (UHT/pasteurisasi/strerilisasi), sebanyak 70 persen bahan bakunya dipasok impor dan sebagian besar dari Selandia Baru. Dengan mengurangi konsumsi daging, kita bisa membantu mengurangi pengeluaran pemerintah, yaitu impor daging.

Kelompok diskusi yang peduli pemanasan global menyerukan agar masyarakat bisa segera mengurangi konsumsi daging. Langkah ini sangat perlu dilakukan mengingat banyak efek positif yang akan di dapatkan Indonesia jika perilaku ini terus digalakan.

" Jumlah daging impor di tahun 2007 mencapai 68.000 ton dan di tahun 2008 lebih dari 80.000 ton! Terbukti bahwa tingkat konsumsi daging di Indonesia terus meningkat. Jika kita bisa mengurangi permintaan daging, tentunya dengan mengurangi konsumsi daging, pastinya jumlah impor otomatis dapat ditekan, yang pada akhirnya akan menghemat devisa negara,'' demikian ditulis Pukesmaveta, salah satu aktivis dalam milis Pemanasan Global.

Menurut kelompok ini, kita jangan hanya memikirkan dampak negatif dari program pengurangan konsumsi daging, sebab, lebih banyak dampak positifnya jika kita kaji lebih luas. kurangi makan daging secara otomatis permintaan daging berkurang, dengan begitu impor daging dari luar juga berkurang. Jika ini sudah dilakukan lambat laun hewan yang diternakkan di peternakan modern luar negeri berkurang, maka hasil akhirnya bumi kita "more green"

"Siapa bilang kalau gerakan mengurangi konsumsi daging di Indonesia adalah salah besar dan tidak bisa diterapkan? Jangan terlalu menspekulasikan atau memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan, tetapi pikirkanlah dampak positif yang jauh lebih besar yang dapat dihasilkan. Fakta sudah ada, sekarang ini memang pola makan daging sudah tidak sustainable dengan kondisi bumi kita. Kurangi konsumsi daging kita,lalu lakukanlah bersama-sama, maka perubahan pasti terjadi,'' Demikian dituturkan Pukesmaveta.

Saat ini perternakan di Australia sangat maju. Mereka menggunakan mesin secara besar-besaran, dan produksi mereka juga sangat banyak. Namun, cukup banyak pula kelompok peduli lingkungan yang menyerukan untuk pemboikotan produk daging dari negeri kanguru itu. Apalagi selama ini, kemajuan industri ternak di Australia menyumbang lebih banyak emisi gas dibandingkan peternak lokal dan kecil di Indonesia.

"Mereka lebih banyak menggunakan mesin, lahan lebih luas, memakai obat-obatan lebih banyak

sehingga kualitas hasil ternak lebih baik," Pungkas Pukesmaveta.

NB : Terima kasih banyak atas pemberitaan dari Batam Today News. Media harus melangkah satu langkah dalam menyelamatkan planet kita, karena masyarakat kita kekurangan informasi seperti ini. Media mengemban misi penyelamatan di bumi kita satu-satunya.
http://www.batamtoday.com/news/read/2010/02/1601/19860.PG-Serukan-Masyarakat-Indonesia-Stop-Konsumsi-Daging.html

0 komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget