Rabu, April 28, 2010

Apr 28

Eat Less Meat

Berikut ada seorang teman yang menulis di Facebook.


Eat Less Meat


Saya adalah seorang mantan pemakan dan penikmat daging yang yahud. Beberapa tahun yang lalu saya mendapat informasi tentang hubungan antara daging, kerusakan alam, dan tindak kekejaman. Berdasarkan informasi tersebut, saya memutuskan untuk “eat less meat”. Apa artinya “eat less meat”? Ya, artinya makan sedikit daging.Ukuran apa yang disebut sedikit? Sepotong daging dari sepuluh potong? Satu ons daging dari satu kilogram? Atau yang dulunya makan sepuluh potong per hari menjadi empat potong per hari? Atau menjadi dua potong? Atau setelah dua hari makan sedikit daging, hari ketiga menikmati daging secara membabi buta? Iya, itulah yang saya alami. Kadang saya hanya makan sedikit daging atau tidak sama sekali, tetapi di waktu lain misalnya pada acara pesta atau gathering keluarga, saya bisa menghabiskan banyak daging dengan alasan beberapa waktu lalu saya tidak makan daging, jadi sekarang saya boleh makan lebih banyak daging donk? Apakah ini tepat atau keliru?
Eat less meat, bagi saya adalah tindakan yang masih memanjakan dan memberikan ruang bagi diri untuk memuaskan taste bud saya, tapi diselubungi alasan gizi atau kurangi makan daging secara bertahap. Saya cermati apa yang telah saya lalui, makan sedikit daging atau makan banyak daging, keduanya tetap menyebabkan pembunuhan dan krisis lingkungan terbesar. Jika saya hanya eat less meat, toleransi diri saya terhadap daging masih ada, ukuran sedikit atau banyak bersifat relatif. Keputusan saya keliru dan tidak menyelesaikan masalah dalam diri. Tapi jika saya berjanji berhenti makan daging, maka setiap saat dalam diri selalu ada suatu energi yang membuat saya menjauhkan diri dari daging.
Agama yang saya yakini mengajarkan “Jangan Membunuh”. Artinya jangan membunuh, tanpa embel-embel. Mungkin ada yang berpendapat karena manusia lemah, jadi godaan diri sangat besar, jadi wajar saja manusia bisa jatuh dalam dosa/godaan, manusia kan bukan Tuhan. Jadi tidak apalah kalau sesekali manusia tergoda pada kenikmatan daging. Ini kebenaran atau pembenaran? Seorang bijak pernah berkata, “Jangan mencari pembenaran terhadap diri jika kita jatuh ke dalam godaan. Membunuh sedikit atau banyak tetap membunuh. Menyebabkan terjadinya pembunuhan, tetap membunuh”.
Jika saya peduli terhadap diri, kesejahteraan makhluk hidup, dan bumi, tindakan terakhir yang paling tepat hanya berhenti makan daging, tanpa embel-embel! Menjadi seorang vegan!! Tidak ada kebenaran dalam makan daging atau eat less meat. Membunuh sedikit atau banyak, tetap membunuh!
Isu lingkungan, isu kesehatan, isu hukum agama, isu tindak kekejaman terhadap hewan sudah saya ketahui dan pahami cukup lama. Untuk apa pengertian semacam ini, jika tidak ada tindakan nyata untuk mengalahkan taste bud sendiri? Informasi atau pengetahuan apapun telah diketahui, jika tidak ada gerakan dari dalam diri, apa gunanya? Apakah perlu perdebatan untuk memuaskan ego? Omong kosong!! Beberapa bulan yang lalu, berkat seorang balita, saya memutuskan untuk menjadi seorang vegan. Seorang anak kecil yang cerdas bisa hidup sebagai vegan, mengapa remaja dan orang dewasa yang punya tingkat kesadaran lebih baik tidak sanggup vegan? Saya harus bisa!! Saya kuat menjadi seorang vegan hingga akhir hidup ku!! Viva Vegan-Pai!!

0 komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget